Komunitas Fotografer Tanjung Pinang (KFT)

Foto diatas logo komunitas fotografer yang ada di Tanjungpinang, KEPRI INDONESIA.

Hasil Potret By Willy Sukamoto

Foto diatas adalah hasil dari salah satu anggota Komunitas Fotografer Tanjungpinang (KFT)

Selamat natal 2012

Info-Motret mengucapkan selamat tahun baru natal 2012

Hasil Foto By TL Photography

Foto yang diambil di PEKANBARU

info motret

http://info-motret.blogspot.com

Kamis, 09 Agustus 2012

membuat grafik di photoshop mudah

Membuat grafik sederhana dengan photoshop
Tutorial kali ini kita akan membuat sebuah chart atau grafik persentase sederhana menggunakan photoshop, pada tutorial ini kita akan membuat dengan detail sebuah grafik sederhana beserta persentasenya.
Jika anda membuat sebuah persentase atau statistik sederhana, anda pasti tidak akan lepas dengan namanya grafik. Dengan grafik, orang yang melihat suatu data akan dengan mudah menyimpulkan dan mengambil faedah dari data tersebut, bayangkan jika kita menyajikan data dengan tabel, pembaca harus melihat dulu dan mengkalkulasi untuk menyimpulkan suatu data.
Ada banyak macam grafik, diantaranya grafik garis, batang, lingkaran, poligon dan lain sebagainya. Kali ini kita akan mendesain sebuah chart grafik yang lebih keren nan elegan.

Preview Desain

Berikut grafik keren yang akan kita hasilkan pada pembelajaran photoshop kali ini.
Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Detail tutorial

  • Tingkat Kesulitan : Pemula
  • Program yang dipakai : Adobe Photoshop
  • Materi yang dipelajari : Aplikasi pattern dan pewarnaan.
  • Lama Pembuatan : 15 Menit

Tutorial

Langkah 1 : Membuat lembar kerja baru

Buatlah sebuah lembar kerja baru (Ctrl + N), disini saya membuat dengan ukuran 500 x 300 pixels dengan file Nama sesuka anda.
Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Langkah 2 : Membuat layer baru dan memberi layer style

Pada layer palette, buatlah sebuah layer baru dan isi dengan warna putih (#FFFFFF). Anda bisa mengubah namanya menjadi “Background” dengan mengklik pada title layer sebanyak 2 kali.

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Selanjutnya, masih pada layer background isi layer style gradient overlay seperti berikut.
Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Langkah 3 : Menambah teks dengan photoshop

Dengan type tool, buatlah sebuah teks pada lembar kerja. Sebagai contoh saya menggunakan font rockwell dengan ukuran 8 pt.

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Langkah 4 : Membuat shape

Pilih Rounded rectangle tool, setting radius sebesar 60 px dan buatlah sebuah objek disamping teks yang telah kita buatkan pada tutorial sebelumnya. Buatlah dengan warna putih untuk background chart/grafik.

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Tips PSD Desain :
Untuk memudahkan dalam pendesainan, grouplah layer (seleksi layer lalu group – ctrl + g)
Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Langkah 5 : Membuat shape

Seperti langkah sebelumnya, buatlah sebuah shape baru namun lebih kecil dari pada sebelumnya disini kita akan membuat persentasenya. Isikan warnanya sesuka anda, disini saya menggunakan warna hijau (#88af32).

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Langkah 6 : Membuat pattern

Sekarang kita akan mencoba membuat pattern pixels sederhana dengan photoshop, buatlah sebuah lembar kerja baru (file > new) buatlah ukuran sebesar 3 x 3 pixels.

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Zoom in lembar kerja tersebut (ctrl + +) ke ukuran yang paling besar, dengan Pencil tool buatlah 3 titik pada lembar kerja tersebut.
Membuat grafik sederhana dengan photoshop
Setelah selesai membuatnya, klik Edit > Define Pattern. Klik ok untuk mengakhiri. Dan tutup/close file untuk pattern ini.
Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Langkah 7 : Menambah layer style

Kembali ke lembar kerja utama, tambahkan layer style pada shape yang telah kita buat langkah 5.

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Langkah 8 : Menambah teks

Kembali dengan type tool, buatlah sebuah teks yang menyatakan persentase dengan photoshop. Beri layer style berupa drop shadow seperti berikut.

Membuat grafik sederhana dengan photoshop

Berikut hasil yang telah kita buat
Membuat grafik sederhana dengan photoshop
Detail setelah saya zoom in
Membuat grafik sederhana dengan photoshop
Secara garis besar, kita telah menyelesaikan tutorial ini. Buatlah sedemikian rupa dengan menambahkan beberapa objek lagi. Contohnya dapat anda lihat pada Preview desain dan hasil desain berikut, dan download file PSD yang telah saya buat.
Download : tutorial grafik dengan photoshop

Hasil Desain

Membuat grafik sederhana dengan photoshop
Tertarik? Jangan lupa share atau +1 dan tunggu tutorial PSD Desain berikutnya. :)

memisahkan foto dengan background dengan rapi

memisahkan objek dari background
Seperti pada janji saya minggu kemarin, kali ini kita akan belajar cara memisahkan rambut dari background.
Melanjuti tutorial sebelumnya dalam Memisahkan objek dari background #2 ternyata banyak yang ingin merequest bagaimana mengedit bagian bulu atau rambut untuk memudahkan dalam memisahkan objek dari background. Sebenarnya, banyak teknik yang bisa digunakan untuk memisahkan rambut dari background dengan photoshop, diantaranya :

1. Menggunakan Refine Edge

Refine Edge adalah sebuah fitur photoshop yang sangat berguna untuk memisahkan rambut. Dengan Refine Edge kita bisa memisahkan rambut dari background dengan relatif lebih mudah. Tapi sayangnya, fitur ini hanya ada di Photoshop CS5.
Walaupun CS3 dan CS4 juga ada Refine Edge, tapi hasil yang didapat tidak akan bisa semaksimal kalau dibandingkan dengan CS5. Jadi, kalau anda menggunakan CS5, saran saya pakai fitur Refine Edge.

2. Menggunakan Extract Filter

Ini adalah salah satu Filter favorit saya di Photoshop. Sangat berguna untuk  memisahkan rambut atau segala sesuatu yang berbulu dari background yang kompleks

3. Menggunakan Channels layers

Teknik yang paling mudah. Cocok digunakan untuk gambar dengan background yang mempunyai warna yang solid. Dan untuk tutorial kali ini, kita akan belajar memisahkan rambut dari background dengan menggunakan Channels.

PREVIEW DESAIN

memisahkan objek dari background

DETAIL TUTORIAL

  • Tingkat kesulitan : Pemula
  • Software yang digunakan : Adobe Photoshop
  • Materi yang dipelajari : Seleksi dengan menggunakan Channels
  • Lama pembuatan : 20 Menit

SOURCE

Di sini saya menggunakan gambar sederhana yang saya temukan di Google.
memisahkan objek dari background

TUTORIAL

Langkah 1. Persiapan

Buka gambar di Photoshop (File > Open). Kemudian di jendela Layers, hilangkan tanda gembok dengan mengeklik 2 kali tanda gembok tersebut. Lalu di jendela dialog yang muncul, beri nama “Rambut”.
memisahkan objek dari background
Layer “Rambut” ini kemudian kita duplikasi (ctrl + j) . Pada layer baru tersebut, beri nama “Wajah”. Susunan layer kita kurang lebih akan seperti gambar di bawah ini.
memisahkan objek dari background

Langkah 2 Seleksi wajah

Pastikan layer “Wajah” aktif. Kita akan mengedit layer ini untuk mengambil wajahnya saja. Kenapa? Karena menurut saya, dengan membuat seleksi wajah pada tahap awal ini, akan bisa lebih memudahkan kita pada waktu bekerja di Channels nantinya. Untuk seleksi wajah, saya menggunakan Magnetic Lasso Tool. Teknik seleksi ini sudah saya bahas beberapa minggu lalu, jadi saya tidak akan membahasnya terlalu dalam di sini.
Buat garis seleksi mengelilingi wajah, telinga, leher, dan baju (gambar ilustrasi dalam mode Quick Mask)
memisahkan objek dari background
Kemudian hapus bagian rambutnya, sehingga kita nanti hanya akan mendapatkan bagian wajah, telinga, leher dan baju saja.
memisahkan objek dari background

Langkah 3 Seleksi rambut dengan menggunakan Channels

Aktifkan layer “Rambut”, kemudian buka tab Channels (Window > Channels). Di sana anda akan melihat channel RGB, Red, Green, dan Blue. (Penjelasan lebih lengkap tentang Channel bisa anda baca di Photoshop channel). Di sini kita harus mencari channel yang mempunyai kontras yang baik. Dan kebetulan, channel Green mempunyai kontras yang saya cari. Maka duplikasi channel Green. Dan aktifkan channel Green hasil duplikasi tadi. Kita akan bekerja di channel duplikat ini.
memisahkan objek dari background
Sebenarnya tujuan dari penggunaan Channel ini adalah untuk mendapatkan kontras yang baik (warna hitam dan putih). Dengan kontras yang baik, kita akan lebih mudah membuat seleksi obyek (beserta rambutnya), jadi mari kita bermain kontras.
Klik menu Image > Adjustments > Brightness/Contrast … Saya memberi nilai +100 pada Contrast
memisahkan objek dari background
Lalu klik menu Image > Adjustments > Levels … Beri nilai seperti pada gambar.
memisahkan objek dari background
Pada waktu anda menggeser slider Levels, maka anda akan melihat warna rambut menjadi lebih gelap/hitam. Usahakan agar beberapa helai rambut yang tipis tidak menjadi hilang.
Urusan membuat rambut menjadi lebih kontras sudah selesai, sekarang mari kita membuat wajah menjadi kontras juga. Masih ingat dengan layer “Wajah” yang kita buat pada awal tutorial tadi? Aktifkan kembali layer “Wajah” tersebut. Lalu buat seleksi dengan menekan tombol Ctrl + Klik kiri pada layer “Wajah”. Anda akan melihat garis putus-putus tanda seleksi yang mengelilingi gambar wajah.
Setelah membuat seleksi pada layer “Wajah”, kita kembali ke Channel duplikat kita. Anda masih akan melihat garis putus-putus tanda seleksi. Lalu Fill dengan warna hitam melalui menu Edit > Fill … (Shift + F5) dan pilih warna black. Maka hasil yang kita dapat akan berbentuk seperti ini.
memisahkan objek dari background
Dari gambar di atas, kita sudah mulai kelihatan bentuk seleksi kita nantinya. Maka, buat seleksi dengan menekan Ctrl + Klik kiri pada Channel duplikat ini, maka anda akan melihat garis putus-putus tanda seleksi. Kembali ke layer “Rambut”, tekan tombol Backspace atau Delete. Maka background gambar akan hilang. Dan menyisakan obyek beserta rambutnya. (Layer “Wajah” bisa anda buang sekarang. Kita tidak memerlukannya lagi)

Langkah 4 Finishing

Buat layer baru di bawah layer “Rambut”, dan beri warna yang agak gelap/gelap sekalian. Maka anda akan melihat ada bayangan putih di sekitar rambut.
memisahkan objek dari background
Untuk memperbaikinya, klik menu Layer > Matting > Remove White Matte. Maka bayangan putih tersebut akan jauh berkurang. Dan untuk lebih menyempurnakannya, kita gunakan Burn Tool. Sapukan Burn Tool pada bagian dimana bayangan putih masih terlihat. Lakukan berulang kali sampai bayangan putih tidak terlihat lagi.
Semoga tutorial ini bisa dicerna dan membantu anda sekalian dalam menghilangkan background pada bagian rambut :) .

Rabu, 08 Agustus 2012

Tips cara memilih lensa makro dslr

Cara memilih lensa makro dslr

Cara memilih lensa makro dslr-Cara memilih lensa makro dslr-Cara memilih lensa makro dslr


Memilih lensa makro/mikro memang agak rumit karena banyak pilihan lensa, dari yang 2 jutaan sampai 15 jutaan. Apa saja yang kita butuhkan untuk memperoleh lensa makro yang sesuai dengan kebutuhan dan kantong kita? Supaya tidak menyesal karena memilih lensa makro yang kurang tepat, maka sebaiknya kita memperhatikan beberapa fitur lensa makro dibawah ini:Cara memilih lensa makro dslr
1. Berapa perbesarannya ?
Cari informasi tentang lensanya, apakah magnification-nya 1:1 atau 1:2 atau 1:3.5 Yang terbaik adalah perbesaran 1:1 yang artinya kita bisa fokus sangat dekat dengan subjeknya dan ukuran subjek sama dengan ukuran sensor kamera atau film. Kalau kita foto sebuah penggaris, 1 cm di penggaris akan sama dengan 1 cm yang ditangkap di sensor kamera. Lensa makro yang 1:1 biasanya lensa yang tidak bisa zoom.
2. Lensa makro buat fullframe atau bukan?
Sebagian besar lensa makro didesain untuk kamera DSLR biasa dengan kamera DSLR bersensor full frame. Lensa untuk kamera fullframe memiliki diameter lebih besar, jadinya lebih mahal. Belakangan ini ada lensa yang khusus untuk kamera DSLR bersensor lebih kecil dari full frame, maka itu, lensa makro berjenis ini lebih murah dan ringan. Contohnya adalah lensa Nikon DX 40mm f/2.8 micro, Canon EF-S 60mm f/2.8 macro.
3. Berapa jarak fokal lensanya
Semakin tele, atau jauh jangkauannya, otomatis lensa akan lebih mahal. Lensa yang jangkauannya jauh, seperti 100-200m, dibutuhkan di luar ruangan untuk foto serangga, atau benda bergerak lainnya. Lensa yang jangkauannya pendek seperti 60mm, cocok untuk indoor seperti fotografi makanan atau still life.
4. Kecepatan auto fokus
Sebagian besar lensa makro memiliki kinerja auto fokus yang lambat karena desain rentang fokus yang lebar. Menurut pengalaman saya, ada beberapa lensa makro yang memiliki kecepatan auto fokus cukup tinggi yaitu lensa Canon yang memiliki motor USM. Setiap lensa makro juga biasanya memiliki focus limit switch, yang artinya kita bisa membatasi rentang fokus sehingga mempercepat kecepatan auto fokus.
Kecepatan auto fokus sebenarnya tidak begitu penting bagi fotografer yang menyukai close-up fotografi, tapi untuk fotografer yang juga memotret jenis fotografi aksi dan olahraga, lensa makro yang memiliki auto fokus cepat lebih efektif untuk dipakai.
5. Peredam getar
Tidak banyak lensa Makro yang memiliki fungsi peredam getar, dan yang memiliki fitur ini biasanya harganya relatif mahal, diantaranya adalah Canon 100mm L f/2.8 IS USM, Nikon 105mm f/2.8 VR dan Sigma 150mm f/2.8 OS HSM. Peredam getar ini membantu mencegah getaran tangan kita mempengaruhi hasil foto. Meski sangat membantu terutama jika kita memotret di kondisi lapangan yang sulit, sebagian besar fotografer mengunakan tripod untuk hasil maksimal.

6. Tahan debu dan air
Jika sering memotret di kondisi cuaca yang kurang bersahabat, maka lensa makro yang memiliki fitur tahan debu dan air patut di pertimbangkan. Contohnya, lensa seri L Canon biasanya tahan debu dan air.
7. Lensa makro yang bisa zoom?
Ada beberapa lensa zoom, terutama telefoto yang memiliki fitur makro. Biasanya perbesarannya hanya sekitar 1:3 sampai 1:5 dan kualitas foto yang dihasilkan tidak begitu detail dan tajam jika dibandingkan dengan lensa khusus makro. Tapi harganya jauh lebih murah dan bisa berfungsi ganda sehingga menarik perhatian banyak orang.

8. Bukaan maksimal
Bukaan maksimal lensa makro biasanya relatif besar yaitu f/2.8, dan ada juga yang f/2. Bukaan maksimal tidak begitu penting di lensa makro, karena biasanya fotografer close-up memilih bukaan yang cukup besar supaya subjek fotonya tajam dari sisi ke sisi. Meskipun ditulis f/2.8, lensa makro jika semakin dekat dengan subjek foto, semakin kecil bukaan maksimumnya. Misalnya jika jarak kita ke subjek 1 m, maka bukaan maksimum yang bisa kita bisa pilih adalah f/2.8, tapi jika kita hanya berada 10 cm dari subjek foto, maka bukaan maksimumnya mengecil menjadi f/4.5 atau lebih kecil lagi.

Selasa, 07 Agustus 2012

Info - motret

  SELAMAT DATANG DI INFO-MOTRET




Blogger     :   Info Tentang Penggunaan Kamera
Informasi  :   Fakta
Sumber     :   Internet dan pengalaman
Asal blog  :   INDONESIA
Sponsor    :   Melon-Gokil
Url blog    :   http://info-motret.blogspot.com
Berdiri      :   2012

Minggu, 05 Agustus 2012

preview complete nikon d7000


Review based on a production Nikon D7000 with firmware V1.00, 1.00, 1.002
When it was announced in September the D7000 took a lot of people by surprise. Although a D90 successor had been on the horizon for some time, what wasn't expected was how close in specification terms the new camera would turn out to be to the D300S. In some respects, in fact, the D7000 actually outguns its (supposedly) semi-pro cousin, and offers a compelling upgrade option to both D90 and D300S owners, whilst nominally sitting between the two in Nikon's current lineup.

Although ergonomically, the D7000 is a very close match for the D90, its overall 'feel' is considerably more serious, thanks to a magnesium alloy body shell and slightly thicker rubber coating on the hand grip and rear of the camera. At 16.2Mp the D7000 offers the second highest resolution of any Nikon DSLR, behind only the 24Mp D3X. All of these pixels are packed onto a newly developed CMOS sensor, which is almost certainly the same or very similar to that in the Sony Alpha SLT-A55. As well as extra resolution, the new sensor also offers a higher 'standard' ISO span of 100-6400, expandable up to the equivalent of ISO 25,600.
The D7000's AF and metering systems are also new, and represent a significant upgrade to those used in the D90. The new camera boasts a 39-point AF array with 9 cross-type AF points and works in collaboration with a new 2016-pixel RGB metering sensor to allow 3D AF tracking (essentially tracking by subject color, explained here). Other changes include the same combined live view/movie switch control as the 3100, and a significantly upgraded movie specification, up to 'full HD' - 1920x1080 resolution at 24fps. Unlike the D90, the D7000 can also maintain AF during live view and movie shooting, thanks to its AF-F ('full time') AF mode.
D90 owners have been waiting for a replacement camera for a while, and although the D90 isn't set for retirement quite yet, the D7000 certainly represents a compelling upgrade. It took longer than we'd hoped for a production D7000 to be supplied to us, but now that we've had one for a a few weeks we've been able to produce an in-depth review. Read on to find out what we think of Nikon's newest DSLR...

Nikon D7000 Key Features

  • 16.2MP CMOS sensor
  • 1080p HD video recording with mic jack for external microphone
  • ISO 100-6400 (plus H1 and H2 equivalent to ISO 12,800/25,600)
  • 39-point AF system with 3D tracking
  • New 2016 pixel metering sensor
  • Scene Recognition System (see 2016 pixel sensor, above) aids WB/metering + focus accuracy
  • Twin SD card slots
  • 3.0 inch 921k dot LCD screen
  • New Live View/movie shooting switch
  • Full-time AF in Live View/movie modes
  • Up to 6fps continuous shooting
  • Lockable drive mode dial
  • Built-in intervalometer
  • Electronic virtual horizon
  • Shutter tested to 150K actuations
Positioned alongside the D90 and D300S, the D7000 is clearly a lot closer to the former than the latter in terms of its size and control layout. The similarities between the D90 and D7000 don't run much deeper than the surface level though - where specifications are concerned, on paper, the D7000 at least matches and frequently surpasses the abilities of the D300S in several key areas.

Nikon D7000 and Nikon D90: Key differences

The D7000 sits above the D90 in Nikon's current lineup, and as befits its new position in the range, the D7000 combines elements of the D90 with elements of the D300S - Nikon's current APS-C flagship. The most obvious physical clue to its new position is a magnesium alloy body shell, which up to now has been reserved for Nikon's top-end APS-C and full frame cameras.
'Under the hood' though the differences are legion - a new 16.2MP CMOS sensor, dual card slots, a new 39-point AF array, 'true' HD movie mode with full-time AF and more customization options, some of which are inherited from Nikon's professional DSLRs. Like the D90, the D7000 supports AF with Nikon's older AF and AF-D lenses (lower-end models are limited to compatibility with AF-S and AF-I optics only) but additionally, because the D7000 has an Ai indexing tab on its lens mount, up to 9 'non-CPU' lenses can also be registered with the camera.
This allows the use of virtually any Ai specification or later lens to be used in aperture priority or manual mode with the D7000, with almost no loss of functionality (apart from AF). Novice DSLR users might never look beyond the horizons offered by their kit lenses, but for the enthusiast, legacy support like this could well be a deal-clincher.
The overall dimensions of the D7000 are very similar to the older D90, but the heavier, magnesium alloy body shell and thicker rubber on the hand grip lend it a noticeably more 'serious' feel.
  • Higher resolution sensor (16.2MP vs. 12.3MP)
  • Choice of 12-bit or 14-bit NEF (RAW)
  • 1080p HD movie mode
  • Limited movie editing functionality
  • AF possible during video shooting
  • Live View switch (basically the same as D3100)
  • Faster AF in live view mode.
  • Twin SD card slots
  • Non-CPU lens data function (allows registration of up to 9 non-G lenses with manual apertures)
  • Magnesium alloy body shell
  • Wider ISO span (100-25,600 including 'H1' and 'H2')
  • Newly developed 39-point AF system
  • 'Quiet' single frame advance mode
  • 'Proper' mirror lock-up (as distinct from 'exposure delay mode')
  • Lockable drive mode dial
  • Higher maximum frame rate (6fps) with a Continuous Lo shooting option (1-5fps)
  • 100% viewfinder
  • Choice of 12-bit or 14-bit NEF (RAW) recording in compressed or lossless compressed formats
  • Up to 9 'non-CPU' lenses can be registered (same as D300s/D3s/D3X)
  • New EN-EL15 lithium-ion battery
  • New MB-D11 battery pack (magnesium alloy construction)

    Ergonomically, the D7000 and D90 are quite similar, and as you can see from this view of the back of the two cameras, in terms of its control layout, the D7000 is very close to the D90. Some controls have changed slightly (the D90's 'Lv' button becomes a spring-loaded switch for example) but the number of control points is the same and everything is basically in the same place.

Compared to the D90 and D300S: core feature and specification differences

 

Nikon D7000

Nikon D90

Nikon D300S
Construction Magnesium alloy body Polycarbonate Magnesium alloy body
Sensor • 23.6 x 15.6 mm CMOS sensor
• RGB color filter array
• Built-in fixed low-pass filter (with self-cleaning unit)
• 16.2 million effective pixels
• RGB Color Filter Array
• 14-bit A/D converter
• 23.6 x 15.8 mm CMOS sensor
• RGB color filter array
• Built-in fixed low-pass filter (with self-cleaning unit)
• 12.3 million effective pixels
• RGB Color Filter Array
• 12-bit A/D converter
• 23.6 x 15.8 mm CMOS sensor
• RGB color filter array
• Built-in fixed low-pass filter (with self-cleaning unit)
• 12.3 million effective pixels
• RGB Color Filter Array
• 14-bit A/D converter
ISO range • Auto ISO (100-Hi2)
• ISO 100-6400 in 0.3 or 1.0 EV increments
• H1 and H2 (ISO 12800 and 25600) expansion
• Adjustable Auto ISO limit
• Auto ISO (400-H1)
• ISO 200 -3200 in 0.3 or 1.0 EV increments
• L1 (ISO 100) and H1 (ISO 6400) expansion
• Adjustable Auto ISO limit
• Auto ISO (400-H1)
• ISO 200 -3200 in 0.3 or 1.0 EV increments
• L1 (ISO 100) and H1 (ISO 6400) expansion
• Adjustable Auto ISO limit
Movie resolution* • 1920 x 1080p (24fps)
• 1280 x 720p (30, 25, 24fps)
• 640 x 424p (30, 25fps)
• 1280 x 720p (24 fps)
• 640 x 424p (24 fps)
• 320 x 216p (24 fps)
• 1280 x 720p (24 fps)
• 640 x 424p (24 fps)
• 320 x 216p (24 fps)
AF sensor • 39 AF points
• 9 cross-type sensors
• 11 AF points
• 1 cross-type sensor
• 51 focus points
• 15 cross-type sensors
Metering sensor • TTL exposure metering using 2016-pixel RGB sensor
• Metering range: EV 0 - 20 EV
• TTL exposure metering using 403-pixel RGB sensor
• Metering range: EV 0 - 20 EV
• TTL exposure metering using 1005-pixel RGB sensor
• Metering range: EV 0 - 20 EV
Viewfinder • Eye-level pentaprism
• 100% frame coverage
• Magnification: 0.94x
• Eyepoint: 19.5 mm
• Type B BriteView Clear Matte screen Mark II with AF area brackets
Built-in diopter adjustment (-3 to +1.0m-1)
• Eye-level pentaprism
• 96% (horizontal and vertical) frame coverage
• Magnification: 0.94x
• Eyepoint: 19.5 mm
• B-type BrightView Clear Matte Screen II with AF area brackets
• Built-in diopter adjustment (-2 to +1m-1)
• Eye-level pentaprism
• 100% frame coverage
• Magnification: 0.94x
• Eyepoint: 19.5 mm
• B-type BrightView Clear Matte Screen II with AF area brackets
• Built-in diopter adjustment (-2 to +1m-1)
Continuous shooting rate • Approx 6 fps max
• Approx 4.5 fps max
• Up to approx 8fps with AC adapter or MB-D10 pack and batteries other than EN-EL3e
Memory format • SD/SDHC/SDXC (dual slots) • SD/SDHC • Compact Flash (type I and UDMA) (dual SD/CF slots)
Dimensions Approx 132 x 105 x 77mm
(5.2 x 4.1 x 3.0in)
Approx 132 x 103 x 77 mm (5.2 x 4.1 x 3.0 in.) Approx 147 x 114 x 74 mm (5.8 x 4.5 x 2.9 in)
Weight (inc battery) 780 g (1.7 lb.) 704 g (1.5 lb.) 918 g (2.2 lb.)
*In movie mode, 30fps is actually 29.97fps, 24 is actually 23.976fps.

If you're new to digital photography you may wish to read the Digital Photography Glossary before diving into this article (it may help you understand some of the terms used).
Conclusion / Recommendation / Ratings are based on the opinion of the reviewer, you should read the ENTIRE review before coming to your own conclusions.
Images which can be viewed at a larger size have a small magnifying glass icon in the bottom right corner of the image, clicking on the image will display a larger (typically VGA) image in a new window.
To navigate the review simply use the next / previous page buttons, to jump to a particular section either pick the section from the drop down or select it from the navigation bar at the top.
DPReview calibrate their monitors using Color Vision OptiCal at the (fairly well accepted) PC normal gamma 2.2, this means that on our monitors we can make out the difference between all of the (computer generated) grayscale blocks below. We recommend to make the most of this review you should be able to see the difference (at least) between X,Y and Z and ideally A,B and C.
This article is Copyright 2010 and may NOT in part or in whole be reproduced in any electronic or printed medium without prior permission from the author.

membuat gambar efek cctv

Indophotoshop.blogspot.com

Pada kesempatan kali ini Innfomotret akan menunjukkan sebuah Tutorial Photoshop yaitu membuat gambar efek CCTV yang hasilnya akhirnya bisa dilihat pada agmbar diatas, Ok ga usa banyak cincong ya Silahkan ikuti langkah-langkah dalam membuat gambar efek CCTV berikut ini

Bahan yang diperlukan :
Gambar Perkotaan.jpg

  • Buka gambar perkotaan yang sudah kamu download diatas dengan Adobe Photoshop
  • Buka menu Layer - New Adhustment Layer - Brightness/ Contrast maka akan muncul sebuah window klik OK saja lalu atur properti nya
    seperti gambar dibawah ini , dari menu yang sama atur juga properti untuk Hue/Saturation. Lalu buka menu Layer - New Fill Layer - Gradient pengaturan propertinya lihat pada gambar dibawah ini
  • Indophotoshop.blogspot.com
    Indophotoshop.blogspot.com
    Indophotoshop.blogspot.com
  • Selanjutnya ubah Blending Mode dari Gradient Fiil tadi menjadi Soft Light
  • Indophotoshop.blogspot.com
  • Lalu buat sebuah layer baru (shift + ctrl + n atau klik Icon New Layer) dan dengan menggunakan Paint Bucket Tool warnai layer tersebut dengan warna putih
  • Indophotoshop.blogspot.com
  • Selanjutnya buka menu Filter - Sketch - Halftone Pattern atur propertinya seperti gambar dibawah ini
  • Indophotoshop.blogspot.com
  • Ubah Blending Modenya menjadi Darken dan ubah Opacitynya menjadi 35%
  • Indophotoshop.blogspot.com
  • Hampir selesai buka menu Layer - New Fill Layer - Solid Color lalu gunakan warna #00eaff ubah blending Mode layernya menjadi Soft Light dan Opacity 25%. Jadi deh
  • Indophotoshop.blogspot.com
    Indophotoshop.blogspot.com